Komputer Pembantu Guru Pancing Gairah Siswa



Jakarta - Metode pengajaran terus berubah seiring perkembangan teknologi. Guru yang dulunya merupakan satu-satunya tokoh sentral di kelas, kini aktivitas mengajarnya bisa terbantu dengan perangkat teknologi.

Teknologi inilah yang diharapkan dapat memancing minat belajar siswa di kelas. Dibanding metode pengajaran konvensional, kegiatan belajar mengajar yang memanfaatkan teknologi ini terasa lebih hidup dan interaktif.

Di Indonesia sendiri, metode ini coba dikembangkan Microsoft Corp lewat Family Education Program. Ada 5 sekolah yang menjadi pilot project program ini yakni, SD Al Amanah Sunter, SD Al Azhar Bekasi, SD Pemuda Bangsa Depok, SD Strada Van Lith Jakarta dan SD Tarsisius I Jakarta.

Di kelima sekolah tersebut, Microsoft mendonasikan sejumlah komputer yang di dalamnya telah dilengkapi dengan software yang berisi konten pendidikan. Aplikasi tersebut adalah Microsoft Math, Encarta dan beberapa aplikasi pendidikan dari penyedia konten lokal.

Ketika detikINET berkesempatan untuk melihat langsung bagaimana penerapan program ini di SD Tarsisius I Jakarta, Rabu (7/5/2008), terlihat bagaimana tingginya minat belajar para siswa di kelas.

Di kelas percobaan tersebut disediakan satu set komputer yang dilengkapi proyektor untuk membantu guru dalam menjelaskan materi pengajarannya dari software pendidikan yang disediakan.

Ketika si guru 'beraksi', minat belajar siswa pun terlecut. Pasalnya, para siswa tersebut tak hanya dijejali penjelasan dari guru, tetapi juga terpancing oleh gambar-gambar yang ditampilkan yang tentunya lebih menarik.

Bukan Pengganti Guru

Bonnie Mamanua, Business Development Manager Microsoft Indonesia mengatakan, para pengajar di sekolah terpilih diberikan kesempatan untuk me-review aplikasi pendidikan yang telah diinstal di komputer yang diberikan.

"Selanjutnya, setelah 2-3 bulan ke depan mereka akan memberikan input kepada kita mengenai apa saja kekurangan dari aplikasi ini dan apa saja yang harus ditambahi," ujarnya kepada sejumlah wartawan ketika mengunjungi SD Tarsisius I Jakarta, Rabu (7/5/2008).

Program ini pun tidak dimaksudkan untk mengganti peran guru, namun hanya sebagai alat bantu proses belajar mengajar di kelas. Diharapkan, metode ini bisa dibawa oleh para orangtua ke rumah sebagai metode belajar bagi anak-anaknya.

Sumber : Detikinet.com

0 comments: