Ritual Buddha Jadi Daya Pikat Wisata Borobudur

MAGELANG--MI: Kegiatan ritual umat Buddha di Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah sebenarnya menjadi daya pikat wisatawan yang mengunjungi kawasan itu, kata salah seorang pimpinan Wihara Mendut, Biksu Jotidhammo Mahathera.

"Itu menjadi khas kepariwisataan kawasan candi karena pengunjung bisa melihat orang yang sedang sembahyang di Borobudur," katanya di Magelang, Sabtu.

Namun, kata dia, kegiatan keagamaan Buddha di Candi Borobudur sebagai salah satu atraksi wisata belum dikembangkan pihak pengelola tempat wisata itu.

Ia mengatakan, Candi Borobudur berperan besar bagi pembangunan kepariwisataan di Indonesia.

"Orang luar negeri sangat ingin datang melihat Borobudur. Lebih menarik lagi kalau saat mereka datang ada kegiatan ritual Buddha," kata Jotidhammo yang juga Ketua Umum Sangha Theravada Indonesia itu.
Ia mengaku sering memberi tahu pimpinan PT Taman Wisata Candi Borobudur sebagai pengelola pariwisata Candi Borobudur jika dirinya dan para samanera (calon biksu) dari wihara itu melakukan persembahyangan di candi tersebut.

Pihaknya juga diminta petugas untuk membayar biaya masuk ke Candi Borobudur untuk keperluan sembahyang.

Menurut dia, kegiatan ritual Buddha di Borobudur ini merupakan kemasan khas kepariwisataan. Namun sayangnya, rangkaian kegiatan keagamaan Buddha yang dilakukan di Candi Borobudur hanya setahun sekali, yakni saat perayaan Trisuci Waisak.

"Bagi umat Buddha tidak ada aturan baku untuk bersembahyang di candi. Bisa di mana saja dan setiap waktu, artinya setiap saat juga bisa sembahyang di candi," katanya.

Jika rencana para biksu atau samanera berdoa di Candi Borobudur telah dilaporkan kepada pihak pengelola dan selanjutnya diinformasikan kepada calon wisatawan, tentu wisatawan tidak akan melewatkan kesempatan baik melihat kemasan kepariwisataan khas di candi Buddha terbesar di dunia itu, katanya.

Sumber : MediaIndonesia.com

0 comments: